Sabtu, 08 November 2014

Trik Cerdas Mengatasi Anak Nakal



Tetangga sebelah rumahku mempunyai anak laki-laki berumur 6 tahun yang bisa dibilang cukup nakal dan bengal sekali. Anaknya sangat aktif sekali, kalau malam jarang tidur kalaupun tidur biasanya sudah cukup larut malam. Keinginannya harus selalu dituruti, apapun itu. Jika ada satu saja keinginan yang tidak dituruti bisa sampai berhari-hari ngambeknya. Selain itu, ibu, nenek, dan kakeknya setiap hari tidak pernah libur merasakan pukulan dari anak ini. Kalau bapaknya dia kurang berani soalnya langsung dibalas dengan cubitan atau pukulan yang lebih keras lagi. Orang-orang yang datang bertamu pun juga kadang diamuk. Kalau pas main bersama temannya pulangnya biasanya menangis setelah berantem dengan teman-temannya. Aku dan temanku yang biasa main ketempatnya juga tidak bisa lepas dari amukannya. Yang lebih membahayakan lagi kalau membawa benda-benda tajam atau benda yang berbahaya lainnya. Bisa dipakai buat melukai orang disekitarnya yang tidak dia cocokin. Kami semua ekstra waspada saat dekat dengannya.
Anak ini bisa dibilang dekat denganku. Aku kadang suka mengajaknya bermain. Ketika ayah, ibu, atau kakek neneknya sedang sibuk dengan pekerjaannya kadang aku yang mengurus dia. Sering sekali dia hanya berdua denganku atau kadang bertiga dengan temanku. Ketika denganku aku menerapkan prinsip agak mencuekin anak ini. Aku tidak pernah mengajaknya bercanda atau bicara. Kalau bicara seperlunya saja. Seperti, menawari makan dan melarangnya berbuat hal-hal yang kurang baik. Aku buat suasananya menjadi tenang dan hening. Pada kondisi seperti ini dia tidak begitu aktif. Keberingasannya jauh berkurang. Dia juga jadi penurut apa yang saya katakan. Sifatnya jauh berbeda dengan sifat-sifat aslinya. Tetapi kalau di kerumunan banyak orang kenakalannya akan kembali seperti semula. Bahkan denganku yang tadinya penurut dan tidak nakal lagi dalam kondisi sepi akan berubah lagi menjadi pengamuk.
Cerita diatas sebenarnya bukanlah cerita yang baru. Cerita itu banyak terjadi didalam rumah tangga. Kita saja yang kadang kurang peka saja terhadap kejadian ini. Akhirnya di masyarakat berkembang opini yang kurang produktif, seperti di bawah ini.
“Mengubah sifat anak memang tidaklah mudah. Apalagi mengubah sifat yang sangat berlawanan seperti halnya sifat nakal menjadi sifat yang penurut. Banyak orang yang putus asa dan menyerah begitu saja. Alhasil, semakin dewasa anaknya bukannya semakin menjadi anak baik namun malah semakin bertambah kenakalannya.”
Biasanya itulah pendapat yang umum terdapat dimasyarakat kita. Kalau seperti itu berarti tanda kebobrokan moral seluruh anak bangsa tinggal menghitung hari saja. Tetapi apakah benar seperti itu?
Ternyata tidak seperti itu, mengubah sifat anak itu sangat mudah sekali. Anak kecil itu masih bagaikan kertas putih yang belum ada noda-nodanya sedikitpun. Kita bebas menuliskan apa saja yang kita mau. Termasuk menuliskan sifat-sifat baik dalam diri anak itu. Caraya pun sebenarnya tidak sesulit dan memakan waktu yang begitu lama. Anak kecil itu masih sangat polos dan belum mempunyai prinsip yang kuat. Sehingga kita bisa mengubah karakter anak hanya dalam waktu yang sangat singkat yakni lima menit. Bisa dibilang seperti sulapan, bimsalabim, adabrakadabrag, seketika bisa diubah.
Sifat anak terbentuk karena dua hal, yakni gen (pembawa sifat) dan lingkungan. Pengaruh gen (pembawaan sifat) ini sifatnya agak lemah dan bisa dipengaruhi oleh keadaan lingkungan sekitar. Lingkungan yang mendukung akan membuat pengaruh gen ini akan semakin kuat mempengaruhi sifat seseorang. Namun lingkungan yang berlawanan dengan sifat gen akan tertutupi oleh lingkungan sekitar.
Anak yang nakal dan beringas itu identik dengan lingkungan yang ramai dan glamour. Mereka biasanya lebih suka pada kondisi lingkungan seperti itu. Seperti kita lihat bersama anak-anak muda lebih suka nongkrong-nongkrong di tempat yang ramai. Para pelajar juga akan lebih suka membuat kegaduhan didalam kelas daripada menyimak pelajaran. Mereka sangat tidak senang dengan lingkungan yang tenang, kondusif, dan sepi. Seorang anak yang mempunyai pembawaan sifat nakal, akan semakin berkembang kenakalannya jika di tempatkan di tempat yang penuh keramaian. Dia akan berusaha membuat prestasi agar menjadi perhatian orang disekitarnya. Hanya saja prestasi yang dia lakukan itu salah.
Anak yang mempunyai sifat nakal sedikit demi sedikit hilang kenakalannya atau bahkan hilang sama sekali jika ditempatkan di area yang tenang dan kondusif. Gen (pembawaan sifat) nakal itu akan tertutupi oleh sifat penurut dan santun yang terdapat dilingkungannya.
Tuh kan mudah, mengubah anak yang nakal menjadi penurut dalam waktu lima menit. Dan modal anda pun juga tidak perlu mahal-mahal. Cukup dengan membuat kondisi tenang, agak sepi, dan tidak banyak melakukan hal-hal yang tidak berguna, seperti bercanda dan mengajak berbicara secara berlebihan.
Oleh karena itu, sebenarnya kita dapat dengan mudahnya mengubah sifat nakal dan bengal anak kita dengan membuat suasana yang tenang. Kalaupun harus bercanda dengan anak ini jangan sampai berlebihan dan berlarut-larut, cukup agar anak ini bisa sedikit gembira saja. Jangan banyak bicara dengan tipe anak yang seperti ini. Sapalah mereka seperlunya saja. Mengajak mereka berbicara dan bercanda secara berlebihan akan  ditanggapi dengan persepsi yang salah buat dia. Kita disangka melegalisasi dan senang melihat perbuatan nakalnya. Pada akhirnya mereka akan terbiasa tenang, tidak suka berbuat kerusakan, dan kenakalan. Didalam Al Qur’an pun sebenarnya Allah SWT sudah jauh-jauh hari mengajarkan tekhnik-tekhnik seperti ini. Hal ini bisa kita lihat dalam firman Allah SWT berikut ini.
$pkšr'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qà)®?$# ©!$# (#qçRqä.ur yìtB šúüÏ%Ï»¢Á9$# ÇÊÊÒÈ  


Artinya:
“ Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” (Q.S. At Taubah 9:119)
Dengan banyak bergabung dalam komunitas orang-orang shaleh, segala macam sifat kenakalan akan menghilang. Sebab lingkungan ereka adalah lingkungan yang kondusif dan tenang, lingkungan yang hanya mendukung untk berbuat baik dan akan mencela segala macam perbuatan yang dinilai melanggar. Bagi para pelanggar bukannya mendapat pujian atau dibanggakan tetapi yang akan didapatkannya adalah sebaliknya, yakni hinaan dan pengucilan dari komunitasnya.
Kondisi seperti ini bukan hanya sekali atau dua kali tetapi harus ada pembiasaan. Kalau hanya dilakukan sekali kemudian sehabis itu kembali pada kondisi lingkunagn semula (gegap gempita, ramai dan banyak bercanda) anak itu akan kembali pada kondisi awalnya.
Setelah mereka terbiasa dengan lingkungan seperti ini, anda harus meyakinkan si anak untuk tetap pada pendiriaanya. Jangan sampai suatu saat nanti dia berubah pikiran dan kembali nakal lagi. Berikanlah kepada si anak ini doktrin-doktrin untuk menguatkan kebiasaan baiknya ini.  
Kalau sudah terbentuk sifat santun, untuk hal yang selanjutnya itu terserah bagi anda. Anda bisa mengajaknya bercanda atau banyak ngobrol. Mereka sudah tidak akan terpengaruh lagi dengan sifat lingkungan yang buruk. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar