Sabtu, 08 November 2014

MENGAWALI MEMBUKA USAHA DI TENGAN KRISIS GLOBAL



Banyak Orang yang menganggap, entah itu dari golongan orang awam, terpelajar, maupun seorang bisnisman sekalipun bahwa namanya momok mengerikan “Krisis Ekonomi  Global” itu identik dengan yang namanya kenaikan harga barang-barang, terjadi inflasi, banyak usaha yang gulung tikar dan pandangan-pandangan negatif lainnya.
            Jika seandainya di tengah-tengah krisis tersebut ada orang yang mempunyai suatu gagasan membuka lahan usaha, mungkin akan dianggap sebagai ide gila spanjang masa. Orang yang berpendapat seperti itu biasanya mereka hanya menilai krisis ekonomi itu dari salah satu sisinya saja yaitu sisi negatif, ketika krisis ekonomi banyak usaha-usaha besar gulung tikar, bahkan bank-bank besar milik negara indonesiapun banyak yang marger. Orang yang sperti itu belum bisa dikatakan benar pendapatnya. Karena dia hanya melihat dari satu sisinya saja. Dan terbukti orang yang hanya melihat sesuatu itu dari salah satu sisinya saja tidak akan tepat. Kita bisa analogikan dengan orang bodoh yang menlihat gajahketika dia melihat gajah dari bagian perutnya dia akan mengatakan bahwa gajah itu bentuknya datar dan kasar sperti tembok. Pendapatnya berbeda ketika dia melihat dari bagian kaki dia akan mengatakan bahwa gajah itu tegak seperti tiang. Akan berbeda lagi ketika dia melihanya dari bagian ekor atau belalainya dia akan mengatakan bahawa gaja itu panjang. Semua itu pada dasarnya benar tetapi kurang tepat, karena bentuk gajah adalah perpaduan dari beberapa bentuk dan tidak bisa hanya dilihat satu-satu dari salah satu sisinya tetap harus dari semua sisi.
            Begitu juga orang yang menganggap bahwa krisis itu merupakan keadaaan yang mematikan usaha, itu sebenarnya pendapat yang benar hanya saja kurang begitu tepat. Karena krisis iru bukan hanya ladang kehancuran bisnis. Krisis dalam bahasa Cina itu “ Wei Ji ” kalau kita cermati dengan seksama, sebenarnya kata “ Wei Ji ” itu terdiri dari dua kata yaitu kata “Wei” yang artinya kesulitan dan “Ji” yang artinya kesempatan. Dengan kata lain Krisis dan peluang itu ialah seperti tubuh andan dan bayangan anda. Jika peluang itu bayangan tubuh anda, maka orang akan sering melihat anda dari pada bayanagan tubuh anda. Krisis dan peluang juga bagaikan dua sisi buah mata uang yang satu gambar yang satunya lagi angka. Apakah anda akan melihat gambar sebagai peluang atau sebagai kesulitan. Namun rata – rata orang lebih suka memandang sesuatu sebagai kesulitan dan berfikkir bahwa sesuatu hal itu tidak mungkin. Mungkin kata tersebut yang menginspirasi keberhasilan orang China dalam berdagang. Jadi, dalam krisis itu terdapat dua komponen, yaitu kesulitan dan kesempatan. Orang yang pesimis dan apatis hanya akan mengambil sau bagian saja, yaitu kesulitanya. Namun orang yang bermental good dan smart enterprenuer akan melihat peluang yang besar dari krisis tersebut. Dia akan menjadi orang yang berhasil mengatasi kesulitan tersebut menjadi kesempatan emas untuk membuka usaha baru.ingatlah kata-kata yang diucapkan oleh Henry I. Hilman, bahwa :
“ Jika anda bukan bagian dari solusi, maka pasti anda bagian dari masalah ”. itu artinya, jika anda pada saat krisis ekonomi bukan menjadi orang yang berhasil memanfaatkan kesempatan untuk membuka usaha, maka dipastikan anda menjadi orang yang mendapat kesulitan.
            Untuk itu maka anda harus berani menjadi orang yang berani menjadi Risk Taker ( Pengambil Resiko) dalam kesulitan besar ditengah krisis ini. Jangan seperti orang – orang kebanyakan yang mempunyai ketakutan lebih besar dari pada kejeniusannya. Menjadi seorang risk taker yang handal harus diimbangi pula dengan menjadi risk manager ( Menegeme Resiko), yaitu semua resiko harus dikelola dengan penuh kebijaksanaan dan kecerdasan. Orang – orang yang tidak mempunyai keberanian mengambil resiko mendirikan usaha baru, dia akan merasakan dampak yang lebih besar jika dibandingkan mereka yang berusaha secara pelan – pelan merintis usaha baru bahkan setelah krisis berakhir dia tidak akan mendapatkan apa – apa dari kejadian krisis ekonomi tersebut, kecuali sebuah penyesalan.
            Jika anda tidak berani menjadi risk taker sekaligus menjadi risk manager di tengah krisis ekonomi global, maka hanya akan menjadi penonton atas keberhasilan orang lain, yang tak akan pernah merasakan kenikmatan mereka. Jadi, segera menfaatkanlah kesempatan yang ada pada kejadian krisis ekonomi global ini dengan cara membuka usaha yang sekiranya cocok dalam kondisi tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar