Tetangga sebelah rumahku mempunyai
anak laki-laki berumur 6 tahun yang bisa dibilang cukup nakal dan bengal
sekali. Anaknya sangat aktif sekali, kalau malam jarang tidur kalaupun tidur
biasanya sudah cukup larut malam. Keinginannya harus selalu dituruti, apapun
itu. Jika ada satu saja keinginan yang tidak dituruti bisa sampai berhari-hari
ngambeknya. Selain itu, ibu, nenek, dan kakeknya setiap hari tidak pernah libur
merasakan pukulan dari anak ini. Kalau bapaknya dia kurang berani soalnya
langsung dibalas dengan cubitan atau pukulan yang lebih keras lagi. Orang-orang
yang datang bertamu pun juga kadang diamuk. Kalau pas main bersama temannya
pulangnya biasanya menangis setelah berantem dengan teman-temannya. Aku dan
temanku yang biasa main ketempatnya juga tidak bisa lepas dari amukannya. Yang
lebih membahayakan lagi kalau membawa benda-benda tajam atau benda yang
berbahaya lainnya. Bisa dipakai buat melukai orang disekitarnya yang tidak dia
cocokin. Kami semua ekstra waspada saat dekat dengannya.
Anak ini bisa dibilang dekat
denganku. Aku kadang suka mengajaknya bermain. Ketika ayah, ibu, atau kakek
neneknya sedang sibuk dengan pekerjaannya kadang aku yang mengurus dia. Sering
sekali dia hanya berdua denganku atau kadang bertiga dengan temanku. Ketika
denganku aku menerapkan prinsip agak mencuekin anak ini. Aku tidak pernah
mengajaknya bercanda atau bicara. Kalau bicara seperlunya saja. Seperti,
menawari makan dan melarangnya berbuat hal-hal yang kurang baik. Aku buat
suasananya menjadi tenang dan hening. Pada kondisi seperti ini dia tidak begitu
aktif. Keberingasannya jauh berkurang. Dia juga jadi penurut apa yang saya
katakan. Sifatnya jauh berbeda dengan sifat-sifat aslinya. Tetapi kalau di
kerumunan banyak orang kenakalannya akan kembali seperti semula. Bahkan
denganku yang tadinya penurut dan tidak nakal lagi dalam kondisi sepi akan
berubah lagi menjadi pengamuk.
Cerita diatas sebenarnya bukanlah
cerita yang baru. Cerita itu banyak terjadi didalam rumah tangga. Kita saja
yang kadang kurang peka saja terhadap kejadian ini. Akhirnya di masyarakat
berkembang opini yang kurang produktif, seperti di bawah ini.
“Mengubah sifat anak memang tidaklah
mudah. Apalagi mengubah sifat yang sangat berlawanan seperti halnya sifat nakal
menjadi sifat yang penurut. Banyak orang yang putus asa dan menyerah begitu
saja. Alhasil, semakin dewasa anaknya bukannya semakin menjadi anak baik namun
malah semakin bertambah kenakalannya.”
Biasanya itulah pendapat yang umum
terdapat dimasyarakat kita. Kalau seperti itu berarti tanda kebobrokan moral
seluruh anak bangsa tinggal menghitung hari saja. Tetapi apakah benar seperti
itu?
Ternyata tidak seperti itu, mengubah
sifat anak itu sangat mudah sekali. Anak kecil itu masih bagaikan kertas putih
yang belum ada noda-nodanya sedikitpun. Kita bebas menuliskan apa saja yang
kita mau. Termasuk menuliskan sifat-sifat baik dalam diri anak itu. Caraya pun
sebenarnya tidak sesulit dan memakan waktu yang begitu lama. Anak kecil itu
masih sangat polos dan belum mempunyai prinsip yang kuat. Sehingga kita bisa
mengubah karakter anak hanya dalam waktu yang sangat singkat yakni lima menit.
Bisa dibilang seperti sulapan, bimsalabim, adabrakadabrag, seketika bisa
diubah.
Sifat anak terbentuk karena dua hal,
yakni gen (pembawa sifat) dan lingkungan. Pengaruh gen (pembawaan sifat) ini
sifatnya agak lemah dan bisa dipengaruhi oleh keadaan lingkungan sekitar. Lingkungan
yang mendukung akan membuat pengaruh gen ini akan semakin kuat mempengaruhi
sifat seseorang. Namun lingkungan yang berlawanan dengan sifat gen akan
tertutupi oleh lingkungan sekitar.
Anak yang nakal dan beringas itu
identik dengan lingkungan yang ramai dan glamour. Mereka biasanya lebih suka
pada kondisi lingkungan seperti itu. Seperti kita lihat bersama anak-anak muda
lebih suka nongkrong-nongkrong di tempat yang ramai. Para pelajar juga akan
lebih suka membuat kegaduhan didalam kelas daripada menyimak pelajaran. Mereka
sangat tidak senang dengan lingkungan yang tenang, kondusif, dan sepi. Seorang
anak yang mempunyai pembawaan sifat nakal, akan semakin berkembang kenakalannya
jika di tempatkan di tempat yang penuh keramaian. Dia akan berusaha membuat
prestasi agar menjadi perhatian orang disekitarnya. Hanya saja prestasi yang
dia lakukan itu salah.
Anak yang mempunyai sifat nakal
sedikit demi sedikit hilang kenakalannya atau bahkan hilang sama sekali jika
ditempatkan di area yang tenang dan kondusif. Gen (pembawaan sifat) nakal itu
akan tertutupi oleh sifat penurut dan santun yang terdapat dilingkungannya.
Tuh kan mudah, mengubah anak yang
nakal menjadi penurut dalam waktu lima menit. Dan modal anda pun juga tidak
perlu mahal-mahal. Cukup dengan membuat kondisi tenang, agak sepi, dan tidak
banyak melakukan hal-hal yang tidak berguna, seperti bercanda dan mengajak
berbicara secara berlebihan.
Oleh karena itu, sebenarnya kita
dapat dengan mudahnya mengubah sifat nakal dan bengal anak kita dengan membuat
suasana yang tenang. Kalaupun harus bercanda dengan anak ini jangan sampai
berlebihan dan berlarut-larut, cukup agar anak ini bisa sedikit gembira saja.
Jangan banyak bicara dengan tipe anak yang seperti ini. Sapalah mereka
seperlunya saja. Mengajak mereka berbicara dan bercanda secara berlebihan
akan ditanggapi dengan persepsi yang
salah buat dia. Kita disangka melegalisasi dan senang melihat perbuatan
nakalnya. Pada akhirnya mereka akan terbiasa tenang, tidak suka berbuat
kerusakan, dan kenakalan. Didalam Al Qur’an pun sebenarnya Allah SWT sudah
jauh-jauh hari mengajarkan tekhnik-tekhnik seperti ini. Hal ini bisa kita lihat
dalam firman Allah SWT berikut ini.
$pkr'¯»t úïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qà)®?$# ©!$# (#qçRqä.ur yìtB úüÏ%Ï»¢Á9$# ÇÊÊÒÈ
Artinya:
“ Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan
hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” (Q.S. At Taubah 9:119)
Dengan banyak bergabung dalam
komunitas orang-orang shaleh, segala macam sifat kenakalan akan menghilang.
Sebab lingkungan ereka adalah lingkungan yang kondusif dan tenang, lingkungan
yang hanya mendukung untk berbuat baik dan akan mencela segala macam perbuatan
yang dinilai melanggar. Bagi para pelanggar bukannya mendapat pujian atau
dibanggakan tetapi yang akan didapatkannya adalah sebaliknya, yakni hinaan dan
pengucilan dari komunitasnya.
Kondisi seperti ini bukan hanya
sekali atau dua kali tetapi harus ada pembiasaan. Kalau hanya dilakukan sekali
kemudian sehabis itu kembali pada kondisi lingkunagn semula (gegap gempita,
ramai dan banyak bercanda) anak itu akan kembali pada kondisi awalnya.
Setelah mereka terbiasa dengan
lingkungan seperti ini, anda harus meyakinkan si anak untuk tetap pada
pendiriaanya. Jangan sampai suatu saat nanti dia berubah pikiran dan kembali
nakal lagi. Berikanlah kepada si anak ini doktrin-doktrin untuk menguatkan
kebiasaan baiknya ini.
Kalau sudah terbentuk sifat santun, untuk hal yang
selanjutnya itu terserah bagi anda. Anda bisa mengajaknya bercanda atau banyak
ngobrol. Mereka sudah tidak akan terpengaruh lagi dengan sifat lingkungan yang
buruk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar