Banyak Orang yang menganggap, entah itu dari
golongan orang awam, terpelajar, maupun seorang bisnisman sekalipun bahwa
namanya momok mengerikan “Krisis Ekonomi Global” itu identik dengan yang namanya
kenaikan harga barang-barang, terjadi inflasi, banyak usaha yang gulung tikar
dan pandangan-pandangan negatif lainnya.
Jika
seandainya di tengah-tengah krisis tersebut ada orang yang mempunyai suatu
gagasan membuka lahan usaha, mungkin akan dianggap sebagai ide gila spanjang
masa. Orang yang berpendapat seperti itu biasanya mereka hanya menilai krisis
ekonomi itu dari salah satu sisinya saja yaitu sisi negatif, ketika krisis
ekonomi banyak usaha-usaha besar gulung tikar, bahkan bank-bank besar milik
negara indonesiapun banyak yang marger. Orang yang sperti itu belum bisa
dikatakan benar pendapatnya. Karena dia hanya melihat dari satu sisinya saja.
Dan terbukti orang yang hanya melihat sesuatu itu dari salah satu sisinya saja
tidak akan tepat. Kita bisa analogikan dengan orang bodoh yang menlihat gajahketika
dia melihat gajah dari bagian perutnya dia akan mengatakan bahwa gajah itu
bentuknya datar dan kasar sperti tembok. Pendapatnya berbeda ketika dia melihat
dari bagian kaki dia akan mengatakan bahwa gajah itu tegak seperti tiang. Akan
berbeda lagi ketika dia melihanya dari bagian ekor atau belalainya dia akan
mengatakan bahawa gaja itu panjang. Semua itu pada dasarnya benar tetapi kurang
tepat, karena bentuk gajah adalah perpaduan dari beberapa bentuk dan tidak bisa
hanya dilihat satu-satu dari salah satu sisinya tetap harus dari semua sisi.
Begitu
juga orang yang menganggap bahwa krisis itu merupakan keadaaan yang mematikan usaha,
itu sebenarnya pendapat yang benar hanya saja kurang begitu tepat. Karena
krisis iru bukan hanya ladang kehancuran bisnis. Krisis dalam bahasa Cina itu “
Wei Ji ” kalau kita cermati dengan seksama, sebenarnya kata “ Wei Ji
” itu terdiri dari dua kata yaitu kata “Wei” yang artinya kesulitan dan
“Ji” yang artinya kesempatan. Dengan kata lain Krisis dan peluang itu
ialah seperti tubuh andan dan bayangan anda. Jika peluang itu bayangan tubuh
anda, maka orang akan sering melihat anda dari pada bayanagan tubuh anda. Krisis
dan peluang juga bagaikan dua sisi buah mata uang yang satu gambar yang satunya
lagi angka. Apakah anda akan melihat gambar sebagai peluang atau sebagai
kesulitan. Namun rata – rata orang lebih suka memandang sesuatu sebagai
kesulitan dan berfikkir bahwa sesuatu hal itu tidak mungkin. Mungkin kata
tersebut yang menginspirasi keberhasilan orang China dalam berdagang. Jadi, dalam
krisis itu terdapat dua komponen, yaitu kesulitan dan kesempatan. Orang yang
pesimis dan apatis hanya akan mengambil sau bagian saja, yaitu kesulitanya.
Namun orang yang bermental good dan smart enterprenuer akan
melihat peluang yang besar dari krisis tersebut. Dia akan menjadi orang yang
berhasil mengatasi kesulitan tersebut menjadi kesempatan emas untuk membuka
usaha baru.ingatlah kata-kata yang diucapkan oleh Henry I. Hilman, bahwa :
“ Jika anda bukan bagian dari solusi, maka pasti
anda bagian dari masalah ”. itu artinya, jika anda pada saat krisis ekonomi bukan
menjadi orang yang berhasil memanfaatkan kesempatan untuk membuka usaha, maka
dipastikan anda menjadi orang yang mendapat kesulitan.
Untuk
itu maka anda harus berani menjadi orang yang berani menjadi Risk Taker (
Pengambil Resiko) dalam kesulitan besar ditengah krisis ini. Jangan seperti
orang – orang kebanyakan yang mempunyai ketakutan lebih besar dari pada
kejeniusannya. Menjadi seorang risk taker yang handal harus diimbangi pula
dengan menjadi risk manager ( Menegeme Resiko), yaitu semua resiko harus
dikelola dengan penuh kebijaksanaan dan kecerdasan. Orang – orang yang tidak
mempunyai keberanian mengambil resiko mendirikan usaha baru, dia akan merasakan
dampak yang lebih besar jika dibandingkan mereka yang berusaha secara pelan –
pelan merintis usaha baru bahkan setelah krisis berakhir dia tidak akan
mendapatkan apa – apa dari kejadian krisis ekonomi tersebut, kecuali sebuah
penyesalan.
Jika
anda tidak berani menjadi risk taker sekaligus menjadi risk manager
di tengah krisis ekonomi global, maka hanya akan menjadi penonton atas keberhasilan
orang lain, yang tak akan pernah merasakan kenikmatan mereka. Jadi, segera
menfaatkanlah kesempatan yang ada pada kejadian krisis ekonomi global ini
dengan cara membuka usaha yang sekiranya cocok dalam kondisi tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar