Allah SWT menjelaskan bahwa jangan mengikuti kebanyakan
orang.
“Dan jika kamu menuruti kebanyakan
orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan
Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka
tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)” (Q.S. Al An’am 6: 116)
Karena memang kebanyakan orang di
dunia ini kafir, bukan muslim. Jumlah umat Islam di dunia ini kurang lebih
hanya 23% saja. Nah, dari 23% tersebut pun banyak persepsi yang salah mengenai
berbagai hal. Dalam hal ini akan kita bahas persepsi yang salah dalam hal
mengerjakan ibadah puasa. Makanya jangan berpuasa kayak orang-orang ini!!!
-
Jangan
perpuasa seperti puasanya orang-orang yang selama menjalani ibadah puasa ini
selalu mengharapkan segara datangnya adzan maghrib. Seharusnya kita nikmati
berbagai macam kenikmatan selama kita menjalani ibadah puasa ini. Orang yang
selalu mengharapkan adzan maghrib cepat tiba, mengindikasikan bahwa dia tidak
menemukan kenikmatan dalam berpuasa. Bahkan mereka merasa terbelenggu dengan
adanya puasa ini. Lihat: NASIB SYETAN MANUSIA DI BULAN RAMADHAN
-
Jangan
berpuasa seperti puasanya wanita-wanita yang mengumbar aurat. Dia tahu bahwa
puasa itu wajib dan jika ditinggalkan maka dia berdosa makanya dia berpuasa. Sementara
dia tahu bahwa menutup aurat itu wajib dan jika ditinggalkan maka dia berdosa tetapi
mengapa mereka masih enggan untuk melakukannya??
-
Jangan
berpuasa seperti puasanya orang yang banyak tidur selama berpuasa dan
menganggap tidurnya itu bernilai ibadah. Adapun hadist ini:
“Tidurnya orang yang berpuasa
adalah ibadah. Diamnya adalah tasbih. Do’anya adalah do’a yang mustajab. Pahala
amalannya pun akan dilipatgandakan.”
Adalah hadist yang dho’if (lemah) karena perowi hadits ini adalah
‘Abdullah bin Aufi. Hadits ini dibawakan oleh Al Baihaqi dalam Syu’abul
Iman 3/1437. Dalam hadits ini terdapat Ma’ruf bin Hasan dan dia adalah
perowi yang dho’if (lemah). Juga dalam hadits ini terdapat Sulaiman
bin ‘Amr yang lebih dho’if dari Ma’ruf bin Hasan.
Dalam riwayat lain, perowinya adalah ‘Abdullah bin ‘Amr. Haditsnya dibawakan oleh Al ‘Iroqi dalam Takhrijul Ihya’ (1/310) dengan sanad hadits yang dho’if (lemah)[1].
Dalam riwayat lain, perowinya adalah ‘Abdullah bin ‘Amr. Haditsnya dibawakan oleh Al ‘Iroqi dalam Takhrijul Ihya’ (1/310) dengan sanad hadits yang dho’if (lemah)[1].
Bukankah tujuan berpuasa itu bukan untuk menjadikan seseorang itu bertambah
malas. Namun untuk merasakan secara langsung penderitaan fakir miskin lalu
melakukan kontribusi terbaik untuk mensejahterakan mereka.
-
Jangan
berpuasa seperti puasanya orang-orang hanya menahan lapar dan haus saja. Namun telingganya,
lisannya, matanya, kakinya dan anggota tubuh yang lain serta nafsunya tidak ikut
berpuasa. Inilah puasa yang seperti sabda Rasulullah SAW hanya akan mendapatkan
lapar dan haus saja.
“Betapa banyak orang yang berpuasa
namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan
dahaga.” (H.R. Ath Thobroniy
dalam Al Kabir dan sanadnya tidak mengapa. Syaikh Al Albani dalam Shohih
At Targib wa At Tarhib no. 1084 mengatakan bahwa hadits ini shohih
ligoirihi –yaitu shohih dilihat dari jalur lainnya)[2].
-
Jangan
berpuasa seperti puasanya orang yang makan sahur menyegerakan makan sahur
seperti misalnya baru jam tiga, dua atau bahkan sehabis shalat isya’ dan
berhenti makan di waktu imsak. Padahal Rasulullah justru menganjurkan makan dan
minum di waktu imsak ini. Sebagaimana hadist berikut ini:
“bahwa Bilal biasanya berazan di malam
hari. Lalu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Makan dan
minumlah kalian, sampai Ibnu Ummi Maktum berazan, karena tidaklah dia
mengumandangkan azan kecuali setelah terbit fajar.”
(H.r. Bukhari, no. 1919 dan Muslim, no.1092)[3] “Dahulu para sahabat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang-orang yang paling segera berbuka dan paling lambat sahuur.” (HR. Abdurrozaq di dalam Al-Mushonnaf 4/226, no. 7591; dishahihkan oleh Al-Hafizh di dalam Al-Fath)[4]
- Jangan berpuasa seperti puasanya orang-orang yang ketika berbuka puasa membaca do’a berbuka puasa yang tidak sesuai dengan apa yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Adapun do’a berbuka puasa yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW adalah sebagai berikut:
“Dzahabazh zhoma’u wabtallatil ‘uruqu
wa tsabatal ajru insya Allah.(Telah
hilanglah dahaga, telah basahlah kerongkongan, semoga ada pahala yang ditetapkan,
jika Allah menghendaki)” (Hadits
shahih,
Riwayat Abu Daud [2/306, no. 2357] dan selainnya; lihat Shahih al-Jami’: 4/209,
no. 4678)[5]
Selamat
berpuasa ramadhan. Semoga dengan tidak meniru puasanya beberapa jenis orang
yang telah disebutkan di atas puasa anda diterima sebagai amal ibadah oleh
Allah SWT dan dilipat gandakan pahalanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar