Kamis, 04 Juni 2015

Saat Kita Diuji



ٱلَّذِي خَلَقَ ٱلۡمَوۡتَ وَٱلۡحَيَوٰةَ لِيَبۡلُوَكُمۡ أَيُّكُمۡ أَحۡسَنُ عَمَلٗاۚ وَهُوَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡغَفُورُ ٢
Artinya:
“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”. (Al Mulk 67:2)
            Kehidupan manusia selalu Allah SWT awali dengan “B”
(Birth) Maksudnya ialah bahwa Dialah yang menghidupkan seluruh makhluk hidup yang ada di alam ini, Dialah yang menyediakan segala sesuatu keperluan hidup itu dan Dia pulalah yang memberikan kemungkinan semua jenis makhluk dapat hidup dan terhindar daripada kemusnahan.
Kemudian mengakhirinya dengan “D” (Dead). Allah SWT menentukan sampai saat akhir kehidupan suatu makhluk, sehingga bila waktu yang ditentukan-Nya itu telah berakhir, musnahlah makhluk tersebut sebagaimana yang dialami oleh jenis-jenis binatang purba. Tidak seorangpun manusia atau makhluk hidup yang lain yang akan dapat menghindarkan diri dari kematian yang telah ditetapkan Allah SWT. Allah SWT berfirman: 
أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكُكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ 
Artinya:
“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, sekali pun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh”. (Q.S. An-Nisa’ 4:78)
Namun diantara “B” dan “D”, itu ada “C” (Choice). Allah SWT memberikan kepada kita berbagai macam ujian untuk mengetahui pilihan kita. Apakah kita memilih menjadi orang yang terbaik amalnya ataukah justru memilih menjadi orang yang terburuk amalnya? Itu semua tergantung Choice “pilihan” kita masing-masing.
Allah SWT memberikan ujian kepada kita juga agar nasihat-nasihat selama ini terdengar tidak logis menjadi suatu nasihat yang logis. Misalnya, nasihat agar tidak merokok awalnya terdengar tidak logis. Maka kemudian Allah SWT memberikan ujian berupa penyakit paru-paru. Barulah setelah diuji dengan penyakit itu nasihat yang tadinya tidak logis menjadi logis.
Allah SWT memberikan ujian kepada manusia bukanlah karena Allah SWT tidak mengetahui apa yang akan diperbuat makhluk-Nya ketika menerima ujian tersebut. Sebab Allah SWT Maha Mengetahui segala sesuatu. Namun, justru menunjukkan bukti Keadilan dan ilmiah-Nya. Maksudnya Allah SWT ingin memberikan suatu data track record amalan yang jelas ketika ingin memasukkan hamba-Nya ke dalam surga maupun neraka. Seandainya tidak begitu maka manusia pasti akan protes karena manusia adalah makhluk yang senang membantah. Dengan adanya ujian maka amal manusia akan terlihat dengan data yang jelas. “seperti ini perbuatanmu ketika diberikan ujian”.
Dalam perjalanan pendidikan pun juga dapat kita analogikan dengan kehidupan. Diawali dengan pendaftaran kemudian diakhiri dengan wisuda. Namun yang terpenting adalah masa-masa diantara itu yakni, masa bersekolah. Karena pada masa itu akan menjalani masa ujian (ulangan) mengerjakan soal-soal. Ujian itulah yang akan menentukan lulus atau tidaknya kita nanti. Semua itu tergantung dari cara kita menjawab soal-soal ujian tersebut.
Melalui adanya ujian nasihat untuk belajar menjadi logis. Bayangkan kalau tidak ada ujian, berapa banyak siswa-siswa yang enggan belajar mengulang materi yang disampaikan di sekolah. Maka dengan adanya ujian, siswa akan lebih rajin lagi membaca materi-materi yang diajarkan.
Ujian juga berguna untuk menentukan tingkat penguasaan materi pembelajaran siswa secara ilmiah dan tidak subjektif karena bisa dibuktikan dengan data-data nilai yang ada.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar