Sering kita mendengar pepatah klasik bahwa orang kaya tak selalu bahagia. Pepatah tersebut tidak seratus persen benar namun juga tidak seratus persen benar. Artinya, bisa benar juga bisa salah tergantung dari orang kaya yang dimaksud. Jangan dikira dalam gedung-gedung bertingkat tak ada rintihan dan air mata. Tak selamanya mereka yang tidur di atas kasur yang empuk bisa tidur lebih nyenyak dibandingkan dengan mereka yang tidur beralaskan koran di emperan toko. Tak selamanya pula mereka yang sering makan di restoran-restoran mewah luar negeri lebih terasa enak dibandingkan dengan mereka yang hanya bisa makan dengan sambal dan ikan asin. Tak selamanya mereka yang berpakaian serba mewah, badannya lebih sehat daripada mereka yang berpakaian compang-camping. Singkat kata, kebanyakan orang kaya tak seperti bayangan kita selama ini. Bisa menikmati segala yang mereka punya dengan penuh kenikmatan dan kepuasan.
Kamis, 12 November 2015
Jumat, 23 Oktober 2015
Tegas dan Tidak Plin-Plan Namun Tetap Menghormati Terhadap Perbedaan Pendapat
Merupakan suatu realitas yang tidak bisa dipungkiri bahwa umat Isam
terpecah ke dalam beberapa golongan. Dan masing-masing golongan mempunyai
pemahaman dan amalan yang berbeda-beda. Lalu kita harus begaimana? Golongan
mana yang seharusnya kita pilih? Adapun banyak orang-orang yang alih-alih tidak
mau bergolongan (dianggap ikut kepada golongan tertentu) tetapi pada
kenyataannya pemikiran dan amalannya mengikuti suatu golongan tertentu. Lalu
kalau begitu apa bedanya?
Minggu, 06 September 2015
Bahasa dan Sastra Indonesia: Pulang kampung Karya Suhardi
Bahasa dan Sastra Indonesia: Pulang kampung Karya Suhardi: Begitu nyampe di rumah aku kemudian menceritakan banyak hal kepada kedua orang tuaku. Mereka pun juga sesekali bertanya tentang kead...
Rabu, 02 September 2015
Ikrar Keimanan Muslimah Sejati
Sungguh kesejatian keimanan seorang muslimah baru benar-benar
terbukti saat ujian itu datang. Melalui ujian tersebutlah yang akan membedakan
apakah benar-benar beriman ataukah pura-pura. Dalam sejarah kita mengenal kisah
seorang muslimah yang berhasil membuktikan kebenaran imannya. Berikut ini
kisahnya.
Rabu, 26 Agustus 2015
Antara Film dan Realitas
Film pada awalnya adalah sebuah fantasi atau khayalan tentang suatu
peristiwa yang belum terjadi dalam masyarakat. Misalnya, negara-negara Barat
membuat film yang menampilkan kecangiahan teknologi dan persenjataan perang. Selain
itu film juga sebagai suatu harapan publik akan suatu hal tertentu yang menjadi
kebutuhan mereka. Misalnya, negara-negara di Eropa banyak membuat film Super
hero seperti, Kapten Amerika, Supermen, Batman dan lain sebagainya. Karena ternyata
negara-negara di Eropa merupakan negara yang kurang aman dan banyak sekali
terjadi kasus kriminalitas sehingga mereka mengharapkan datang sosok Superhero
yang bisa menolongnya.
Minggu, 23 Agustus 2015
Mahasiswa, Generasi Pelopor Perubahan
Semut ketika berjalan selalu melewati jalan yang sama antara satu
dengan yang lain mengikuti semut yang pertama kali berjalan. Ketika semut
pertama berjalan melewati sebuah jalan tertentu maka semut kedua dan seterusnya
akan melewati jalan itu juga. Pulang-pergi akan melewati jalan itu-itu juga.
Tidak ada yang berani mengambil jalan lain walaupun sebenarnya jalan itu
terlalu jauh dan sulit. Mereka tetap melaluinya karena ketika mencoba mengambil
jalan lain merasa takut tersesat dan tidak sampai ke tempat makanan. Di sisi
lain, kera sejak pertama kali diciptakan hingga kini makanannya pisang namun
yang dimakan bukan pisang goreng, pisang rebus, pisang coklat namun hanya
pisang matang saja tanpa diolah.
Jumat, 21 Agustus 2015
Kodok dan Bangau
Alkisah, di suatu telaga ada seekor bangau sedang mencari makan.
Terdengarlah suara tangisan. Kemudian bangau mendatangi sumber tangisan
tersebut. Ternyata yang menangis adalah seekor katak. Dia menangis karena
khawatir tidak mempunyai tempat tinggal lagi karena telaganya hampir kering.
Kemudian bangau memberikan solusi kepada kodok yang sedang bersedih.
“Kodok, maukah kamu aku antarkan ke sebuah tempat yang dapat menjadi
tempat tingalmu?” Tanya bangau.
Kemudian kodok berpikir sejenak dan akhirnya memutuskan untuk ikut
dengan bangau.
“Kalau kamu mau ikut aku maka ada beberapa syaratnya?”
“Apa syaratnya, bangau?”
Langganan:
Postingan (Atom)