ٱلَّذِي
خَلَقَ ٱلۡمَوۡتَ وَٱلۡحَيَوٰةَ لِيَبۡلُوَكُمۡ أَيُّكُمۡ أَحۡسَنُ عَمَلٗاۚ
وَهُوَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡغَفُورُ ٢
Artinya:
“Yang
menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang
lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”. (Al Mulk 67:2)
Kehidupan manusia selalu Allah SWT
awali dengan “B”
(Birth) Maksudnya ialah bahwa Dialah yang menghidupkan seluruh makhluk hidup yang ada di alam ini, Dialah yang menyediakan segala sesuatu keperluan hidup itu dan Dia pulalah yang memberikan kemungkinan semua jenis makhluk dapat hidup dan terhindar daripada kemusnahan.
(Birth) Maksudnya ialah bahwa Dialah yang menghidupkan seluruh makhluk hidup yang ada di alam ini, Dialah yang menyediakan segala sesuatu keperluan hidup itu dan Dia pulalah yang memberikan kemungkinan semua jenis makhluk dapat hidup dan terhindar daripada kemusnahan.
Kemudian mengakhirinya dengan “D” (Dead). Allah SWT menentukan sampai saat
akhir kehidupan suatu makhluk, sehingga bila waktu yang ditentukan-Nya itu
telah berakhir, musnahlah makhluk tersebut sebagaimana yang dialami oleh
jenis-jenis binatang purba. Tidak seorangpun manusia atau makhluk hidup yang
lain yang akan dapat menghindarkan diri dari kematian yang telah ditetapkan
Allah SWT. Allah SWT berfirman:
أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكُكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ
مُشَيَّدَةٍ
Artinya:
“Di mana saja kamu
berada, kematian akan mendapatkan kamu, sekali pun kamu di dalam benteng yang
tinggi lagi kokoh”. (Q.S. An-Nisa’ 4:78)
Namun diantara “B” dan
“D”, itu ada “C” (Choice). Allah SWT memberikan kepada kita berbagai macam
ujian untuk mengetahui pilihan kita. Apakah kita memilih menjadi orang yang
terbaik amalnya ataukah justru memilih menjadi orang yang terburuk amalnya? Itu
semua tergantung Choice “pilihan” kita masing-masing.
Allah SWT memberikan
ujian kepada kita juga agar nasihat-nasihat selama ini terdengar tidak logis
menjadi suatu nasihat yang logis. Misalnya, nasihat agar tidak merokok awalnya
terdengar tidak logis. Maka kemudian Allah SWT memberikan ujian berupa penyakit
paru-paru. Barulah setelah diuji dengan penyakit itu nasihat yang tadinya tidak
logis menjadi logis.
Allah SWT memberikan
ujian kepada manusia bukanlah karena Allah SWT tidak mengetahui apa yang akan
diperbuat makhluk-Nya ketika menerima ujian tersebut. Sebab Allah SWT Maha
Mengetahui segala sesuatu. Namun, justru menunjukkan bukti Keadilan dan
ilmiah-Nya. Maksudnya Allah SWT ingin memberikan suatu data track record amalan
yang jelas ketika ingin memasukkan hamba-Nya ke dalam surga maupun neraka.
Seandainya tidak begitu maka manusia pasti akan protes karena manusia adalah
makhluk yang senang membantah. Dengan adanya ujian maka amal manusia akan
terlihat dengan data yang jelas. “seperti ini perbuatanmu ketika diberikan
ujian”.
Dalam perjalanan
pendidikan pun juga dapat kita analogikan dengan kehidupan. Diawali dengan
pendaftaran kemudian diakhiri dengan wisuda. Namun yang terpenting adalah
masa-masa diantara itu yakni, masa bersekolah. Karena pada masa itu akan
menjalani masa ujian (ulangan) mengerjakan soal-soal. Ujian itulah yang akan
menentukan lulus atau tidaknya kita nanti. Semua itu tergantung dari cara kita
menjawab soal-soal ujian tersebut.
Melalui adanya ujian
nasihat untuk belajar menjadi logis. Bayangkan kalau tidak ada ujian, berapa
banyak siswa-siswa yang enggan belajar mengulang materi yang disampaikan di
sekolah. Maka dengan adanya ujian, siswa akan lebih rajin lagi membaca
materi-materi yang diajarkan.
Ujian juga berguna
untuk menentukan tingkat penguasaan materi pembelajaran siswa secara ilmiah dan
tidak subjektif karena bisa dibuktikan dengan data-data nilai yang ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar