Hasad merupakan perasaan tidak senang ketika melihat orang lain
mendapatkan suatu nikmat. Kemudian berusaha agar nikmat itu berpindah kepada
dirinya. Hasad bukanlah sesuatu hal yang baru muncul dewasa ini. Namun sifat
hasad sudah ada sejak pertama kali manusia diciptakan. Berikut ini perkembangan
hasad dari waktu ke waktu.
1.
Hasad Iblis kepada Nabi Adam AS dan keturunannya
Ini merupakan cikal bakal hasad. Iblis
bisa disebut sebagai bapak Hasad sedunia. Hasad inilah yang kemudian
menyebabkan Iblis enggan taat kepada perintah Allah SWT saat diperintahkan
untuk bersujud kepada Nabi Adam AS.
وَإِذۡ
قُلۡنَا لِلۡمَلَٰٓئِكَةِ ٱسۡجُدُواْ لِأٓدَمَ فَسَجَدُوٓاْ إِلَّآ إِبۡلِيسَ
أَبَىٰ وَٱسۡتَكۡبَرَ وَكَانَ مِنَ ٱلۡكَٰفِرِينَ ٣٤
Artinya:
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat:
"Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia
enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir”.
(Q.S. Al Baqarah 2:34)
Sifat hasad mendorong iblis untuk meminta
dipanjangkan umurnya sampai hari kiamat kelak. Bukan untuk bertaubat kepada
Allah SWT kemudian memperbaiki diri, melainkan untuk terus-menerus
mengekspresikan sifat hasadnyadengan cara menyesatkan anak keturunan Adam AS.
قَالَ
أَنظِرۡنِيٓ إِلَىٰ يَوۡمِ يُبۡعَثُونَ ١٤ قَالَ إِنَّكَ مِنَ ٱلۡمُنظَرِينَ ١٥ قَالَ
فَبِمَآ أَغۡوَيۡتَنِي لَأَقۡعُدَنَّ لَهُمۡ صِرَٰطَكَ ٱلۡمُسۡتَقِيمَ ١٦ ثُمَّ
لَأٓتِيَنَّهُم مِّنۢ بَيۡنِ أَيۡدِيهِمۡ وَمِنۡ خَلۡفِهِمۡ وَعَنۡ أَيۡمَٰنِهِمۡ
وَعَن شَمَآئِلِهِمۡۖ وَلَا تَجِدُ أَكۡثَرَهُمۡ شَٰكِرِينَ ١٧
Artinya:
“Iblis menjawab: "Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka
dibangkitkan" Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk mereka
yang diberi tangguh" Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum
saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan
Engkau yang lurus kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari
belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan
mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)”. (Q.S. al A’raf 7:14-17)
2.
Hasad Qabil kepada Habil
Qabil merasa hasad kepada Habil
sebab qurbannya tidak diterima karena memang yang diqurbankan bukanlah hasil
usahanya yang terbaik.
۞وَٱتۡلُ
عَلَيۡهِمۡ نَبَأَ ٱبۡنَيۡ ءَادَمَ بِٱلۡحَقِّ إِذۡ قَرَّبَا قُرۡبَانٗا
فَتُقُبِّلَ مِنۡ أَحَدِهِمَا وَلَمۡ يُتَقَبَّلۡ مِنَ ٱلۡأٓخَرِ قَالَ
لَأَقۡتُلَنَّكَۖ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ ٱللَّهُ مِنَ ٱلۡمُتَّقِينَ ٢٧ لَئِنۢ
بَسَطتَ إِلَيَّ يَدَكَ لِتَقۡتُلَنِي مَآ أَنَا۠ بِبَاسِطٖ يَدِيَ إِلَيۡكَ
لِأَقۡتُلَكَۖ إِنِّيٓ أَخَافُ ٱللَّهَ رَبَّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ٢٨ إِنِّيٓ أُرِيدُ
أَن تَبُوٓأَ بِإِثۡمِي وَإِثۡمِكَ فَتَكُونَ مِنۡ أَصۡحَٰبِ ٱلنَّارِۚ وَذَٰلِكَ
جَزَٰٓؤُاْ ٱلظَّٰلِمِينَ ٢٩ فَطَوَّعَتۡ لَهُۥ نَفۡسُهُۥ قَتۡلَ أَخِيهِ
فَقَتَلَهُۥ فَأَصۡبَحَ مِنَ ٱلۡخَٰسِرِينَ ٣٠
Artinya:
“Ceritakanlah
kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang
sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah
seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil).
Ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!". Berkata Habil:
"Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang
bertakwa" "Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk
membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk
membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam"
"Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosa
(membunuh)ku dan dosamu sendiri, maka kamu akan menjadi penghuni neraka, dan
yang demikian itulah pembalasan bagi orang-orang yang zalim" Maka hawa
nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu
dibunuhnyalah, maka jadilah ia seorang diantara orang-orang yang merugi”. (Q.S.
Al Maidah 5:27-30)
Dari
sifat hasad itu kemudian mendorong Qabil untuk melakukan tindakan kriminal,
membunuh Habil. Pembunuhan pertama dilatar belakangi oleh sifat hasad. Bahkan sampai
sekarang ini banyak kasus-kasus pemunuhan yang didorong oleh sifat hasad.
3.
Hasad saudara-saudara Nabi Yusuf AS
Saudara-saudaranya merasa hasad
karena merasa Nabi Yusuf AS lebih diutamakan oleh ayahnya. Kemudian sifat hasad
ini melahirkan banyak sekali kejahatan, seperti:
- Berkonspirasi untuk melakukan pembunuhan kepada Nabi Yusuf AS.
- Berbohong kepada ayahnya dan semua orang
- Menimpakan kesalahan pada pihak yang tidak bersalah, yakni
serigala.
- Menuduh ayahnya dalam kesesatan yang nyata
- Tidak peduli terhadap penderitaan ayahnya sejak kehilangan Yusuf
AS.
4.
Hasad
ahli kitab kepada Rasulullah SAW dan para pengikutnya.
Sifat hasad inilah yang mendorong
para ahli kitab untuk tidak beriman kepada ajaran yang dibawa oleh Rasulullah
SAW walaupun mereka mengetahui bahwasanya ajaran yang dibawa oleh beliau itu
berupa kebenaran. Mereka berusaha untuk menyembunyikan kebenaran itu dan
berusaha untuk memurtadkan kaum muslimin dengan syubhat-syubhat dan konspirasi
jahat yang mereka buat.
وَدَّ
كَثِيرٞ مِّنۡ أَهۡلِ ٱلۡكِتَٰبِ لَوۡ يَرُدُّونَكُم مِّنۢ بَعۡدِ إِيمَٰنِكُمۡ
كُفَّارًا حَسَدٗا مِّنۡ عِندِ أَنفُسِهِم مِّنۢ بَعۡدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ ٱلۡحَقُّۖ
فَٱعۡفُواْ وَٱصۡفَحُواْ حَتَّىٰ يَأۡتِيَ ٱللَّهُ بِأَمۡرِهِۦٓۗ إِنَّ ٱللَّهَ
عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٞ ١٠٩
Artinya:
“Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat
mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang
(timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka
maafkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (Q.S. Al Baqarah 2:109)
Karena kita semua
sudah mengetahui berbagai macam kejahatan yang lahir akibat sifat hasad serta
akibatnya di kemudian hari maka sudah seharusnya kita menolak warisan hasad itu
dari mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar